Rabu, 19 November 2014

MAKNA SIMBOLIK TRADISI BERSIH SENDANG DI KEDUK BEJI DESA TAWUN KECAMATAN KASREMAN KABUPATEN NGAWI -bab V



BAB V
PENUTUP

A.                Kesimpulan
1.      Tradisi Jawa mempunyai syarat dan makna yang mampu memberikan pesan bahwa setiap manusia memegang peran penting dalam suatu kehidupan. Seperti halnya dalam tradisi Bersih Sendang yang dilaksanakan setiap tahun sekali pada hari Selasa Kliwon di desa Tawun, yang dikenal dengan Bersih Sendang. Tradisi ini merupakan tradisi lokal penduduk desa Tawun. Acara ini dilaksanakan turun temurun yang merupakan simbol akan kelancaran rejeki dan keselamatan masyarakat desa Tawun dan sekitarnya selama masih berada di dunia.
Awal mula diadakan tradisi Bersih Sendang sebagai wujud persembahan kepada Eang Lodrojoyo yang telah memudahkan warga desa Tawun dengan pengorbanannya yang tanpa pamrih kepada rakyat miskin. Sekarang ini Keduk Beji telah menjadi sentral kehidupan warga khususnya para petani dan peternak.
Legenda Sendang Tawun telah dikenal masyarakat Ngawi dan sekitarnya bertahun-tahun lamanya.
81

 
Banyak sekali unsur pendidikan yang terkandung di dalamnya. Seperti pendidikan tentang kepahlawanan yang rela berkorban demi membela ibu pertiwi dan tanah tumpah darah. Berkorban untuk orang lemah, miskin, kecil dan menderita tanpa pamrih habis sampai mati seperti yang dilakukan oleh Eang Lodrojoyo.
2.      Wujud dari tradisi Bersih Sendang yang diadakan di desa Tawun, di dalam simbol adalah berupa kambing kendhit, tumpeng, alat gamelan, doa, serta gunungan lanang dan gunungan wadhon. Gunungan ini terbuat dari batang pisang yang dihiasi dengan berbagai makanan dan jajanan pasar. Seperti nanas, pisang, jenang dan ketan. Sedangkan puncak acara tradisi ini adalah peletakan air tape ke dalam sumbernya, sebagai tanda bahwa air sudah kembali menjadi bersih.
Di dalam tradisi Bersih Sendang ini yang lebih menonjol adalah simbol-simbol yang ada di dalam tradisi tersebut. Serta yang melatar belakangi penggunaan simbol dalam tradisi Bersih Sendang ini bertujuan agar masyarakat desa Tawun dapat selalu bersyukur atas yang diperoleh. Simbol tersebut sebagai lambang atau tanda yang bukan berwujud kata-kata untuk mewakili atau menyingkat sesuatu artian apapun, sehingga masyarakat paham dan mengerti akan arti dari simbol-simbol tersebut.
Masyarakat berkembang dan alam pikirpun juga ikut berkembang. Sehingga memungkinkan budaya manusiapun ikut berkembang. Teknologi juga semakin canggih sehingga fungsi simbol sendiri dalam tradisi Bersih Sendang inipun juga mengalami perkembangan juga
Di dalam tradisi Bersih Sendang juga terdapat makna filosofis yang masih berhubungan dengan aspek mistik yaitu bagi siapa saja yang mandi dengan air lumpur dari Keduk Beji akan menjadi awet muda dan banyak rejeki. Tidak heran jika setiap perayaan tradisi Bersih Sendang ini maka banyak masyarakat yang berbondong-bondong dan rela berdesak-desakan untuk menyaksikan dan  air yang langsung keluar dari sumbernya.
Masyarakat desa Tawun mayoritas beragama Islam, namun masih tampak unsur-unsur kejawen yaitu terbukti dalam menggunakan sesaji-sesaji dalam pelaksanaan tradisi Bersih Sendang dan dalam setiap sesaji tersebut memiliki makna tersendiri. 
3.       Tradisi Bersih Sendang sampai sekarang masih dilestarikan oleh masyarakat, karena untuk mengajak seluruh generasi muda desa Tawun agar lebih memahami tingginya nilai-nilai kebudayaan dan seni daerah yang ada di Jawa. Tradisi ini juga mendukung masyarakat Ngawi khususnya desa Tawun sebagai daerah pariwisata.
Tradisi yang sudah turun-temurun dari leluhur ini memiliki dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat sekitar ataupun luar daerah.. Kontribusi yang diberikan yaitu terjalin silaturahmi antara pemuda-pemudi dan seluruh warga desa Tawun, unsur-unsur pendidikan kepada masyarakat setempat tentang hakekat keikhlasan dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat setempat khususnya dalam bidang ekonomi. Khususnya, bagi perekonomian warga sekitar yang semakin membaik ketika diadakan tradisi ini setiap tahunnya.

B.     Saran-saran
Berdasarkan dari hasil penetlitian, maka penulis menyampaikan harapan dan saran-saran sebagai berikut:
1.      Studi simbol merupakan lahan yang jarang sekali disentuh oleh peneliti. Terutama simbol-simbol yang terkait dengan tradisi atau kebudayaan. Banyak sekali makna yang terkandung di dalamnya yang dapat dijadikan pedoman dan pelajaran dalam kehidupan.
2.      Simbol sangat memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia, baik secara vertikal atau horizontal. Oleh karena itu penulis berharap agar studi ini dapat dilestarikan dan dimaksimalkan dalam berbagai sektor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar