Rabu, 19 November 2014

HUMANISME DALAM PEMIKIRAN R.M.P. SOSROKARTONO-bab V



BAB V
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
1.      Humanisme Kartono lahir karena keinginannya untuk mencari hakikat hidup di dunia, hakikat hidup di dunia bagi Kartono adalah mengabdi kepada Allah. Agar supaya pengabdian Kartono sempurna, dan bisa ber-manunggal dengan Allah maka Kartono menghabiskan hidupnya untuk mengabdi kepada sesama manusia. Baginya mengabdi sesama manusia merupakan ibadah wajib, dan usaha untuk ber-taqorrub kepada Allah. Model humanisme Kartono adalah humanisme religius, religius bersifat Islam, dan bernuansa Jawa, sehingga ada istilah yang lebih tepat yaitu humanisme kejawen. Jika dikatakan humanisme kejawen maka sudah terlihat bahawa humanisme Kartono bernilai religius dan bernuansa Jawa. Kartono bisa dikatakan Islam Kejawen karena ajarannya selaras dengan prinsip-prinsip Islam Kejawen yang penulis paparkan pada bab sebelumnya. Berpijak kepada pencarian hakikat hidup di dunia akhirnya pemikiran humanisme Kartono bisa dipahami lewat ilmu Kantong Bolong, Kantong Kosong, dan Ilmu Sunyi (Sunji). Ketiga ilmu di atas hakikatnya adalah ilmu yang mengajarkan pengabdian diri kepada sesama manusia.

2.      Hubungan humanisme Kartono dengan hakikat hidup di dunia sangatlah jelas, baginya pencarian hakikat hidup di dunia itulah yang
melahirkan pemikiran humanis. Mendapatkan hakikat hidup di dunia, maka manusia mendapatkan jalan untuk ber-manunggal dengan Allah.
3.      Jika dikaitkan dengan masalah masyarakat Indonesia sekarang, humanisme Kartono dapat dijadikan solusi, dan masih relevan untuk diaplikasikan. Banyaknya kejahatan yang merugikan manusia disebabkan karena jauhnya manusia sekarang terhadap Tuhan, hal ini menyebabkan turunnya moral dan kejahatan merajalela. Masyarakat Indonesia yang berbuat jahat tidak sadar, bahwa bentuk kejahatan yang mereka lakukan sudah merugikan, membuat sengsara, dan tidak aman bagi rakyat Indonesia yang lain.
B.   SARAN
1.      Akademis
Penelitian tentang pemikiran R.M.P.Sosrokartono masih sangat sedikit yang membahasnya, padahal pemikiran beliau bisa dilihat dari aspek lain, selain humanisme, seperti filsafat estetika, tasawuf, pluralisme dan kebatinan. Peneliti berharap kepada para akademisi, penelitian ini bisa dijadikan bacaan awal untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
2.      Masyarakat
Sosok R.M.P.Sosrokartono yang banyak sekali berkorban demi merdekanya bangsa Indonesia, yang mengabdikan dirinya untuk masyarakat pada saat itu hingga akhir hayatnya, tetapi masyarakat Indonesia hampir tidak ada yang mengenang jasanya. Peneliti berharap, dengan adanya penelitian ini masyarakat akan lebih paham siapa Kartono, dan bagaimana sepak terjangnya melawan penjajahan Belanda dan Jepang.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar